|
|
Anda TamuKami ke |
|
|
|
|
ANGKATAN MUDA MUHAMMADIYAH BAGAIMANA HARUS BERSIKAP : Satu Upaya membangun visi dan misi bersama Oleh : Shodikin Masrukhin Angkatan muda adalah sato sosok manusia yang memiliki idealisme tinggi. Bahkan tidak sedikit idealisme angkatanm muda mengalahkan keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Hal ini satu kewajaran yang tidak dapat dipungkiri. Pemungkiran dan pengingkaran terhadap idealisme sama saja dengan pengingkaran terhadap sunnat-Allah. Perlu disadari bahwa, keberhasilan - keberhasilan dan prestasi selalu didahului dengan idealisme dan kemauan yang kuat. Sejarah manusia dan peradabannya juga selalu diawali dengan idealisme pelakunya. Idealisme merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses hidup dan kehidupan manusia. Sejarah dan perkembanmgannya selalu ditorehkan oleh orang-orang yang memiliki idealisme, kemauan kuat, cita-cita yang tinggi, keinginan-keinginan yang melewati batas-batas kewajaran yang berlaku serta dorongan-dorongan untuk berbuat dan melakukan suatu pekerjaan yang dapat menghasilkan "sesuatu" yang benar-benar membawa perubahan dan pencerahan bagi manusia. Maka tidaklah berlebihan apabila angkatan muda mendapat julukan agent of change. Ingatlah bahwa sejarah-sejarah di belahan dunia ini selalu dipelopori dan diaktori oleh generasi muda. Paa dasawarsa tujuhpuluhan, gerakan kaum muda ini sedikit banyak telah mewarnai di beberapa negara termasuk pula Amerika, Perancis, Jerman, Jepang dan lain-lainnya. Di Indonesia sendiri perubahan-perubahan sejarah selalu melibatkan kaum mudanya. Kebangkitan Nasional I yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, gerakan-gerakan perjuangan meraih kemerdekan dan mempertahankan kemerdekaan, menutup lembaran sejarah Orde Lama, dan yang masih segar dalam ingatan kita adalah tumbangnya penguasa Orde Baru yang kekuasaannya telah melewati masa tiga dasawarsa danbagaikan batu karang yang sangat kokoh dan kuat. Itu semua tidak dapat dilepaskan dari peran kaum muda. Pertanyaan yang muncul adalah : Bagaimana bisa kaum muda memiliki keberanian dan kekuatan yang demikian dahsyat ? Jawabannya tentulah tidak sulit. Kaum muda menjadi demikian berani dan kuat adalah dikarenakan mereka memiliki idealisme, cita-cita, keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan. Tanpa adanya idealisme, keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan mereka akan menjadi obyek perubahan dan menjadi bagian "status quo". Sungguh ironis apabila kaum muda hanya menjadi obyek dan bukan subyek perubahan. Kita harus jujur bahwa kita sebagai angkatan muda belum komit terhadap predikat agent of change yang kita emban. Selama ini kita bangga dan membusungkan dada apabila kedua telinga kita mendengar sanjungan tersebut. Padahal kita belum mampu berbuat apa-apa untuk masyarakat dan ummat. Masihkan kita bangga terhadap segala sanjungan dan pujian yang terlontar dari mulut masyarakat, yang didalamnya justru termuat sejuta harapan yang disandarkan kepada kita. Sungguh ironis, kita yang memiliki segudang prediket tidak mampu berbuat apa-apa. Pernyataan Ali bin Abi Thalib bahwa "pemuda adalah mereka yang mengatakan inilah (prestasi) saya dan bukannya inilah (prestasi) bapak saya" jelas menyiratkan alamiah seorang manusia yang mencapai tahap perkembangan kejiawaan, tingkat tanggung jawab dan peran sosial tertentu. Dalam pernyataan ini tercermin suatu kensenjangan antara realitas dan idealisme, antara yang ada dan apa yang seharusnya atau diinginkan ada. Terlepas dari kemungkinan under estimate Sahabat Ali bin Abi Thalib terhadap pemuda kebanyakan, pernyataan ini jelas menyiratkan adanya suatu harapan peran yang yang bisa dimainkan oleh kelompok usia ini. Di samping itu janji perlindungan di yaumil qiyamah bagi kaum muda yang perhatiannya terpaku kepada masjid jelas memberikan gambaran betapa peran serta dari kaum muda sangat penting, sebagaimana Hadits Rasul : "Tujuah orang yang akan mendapat perlindungan Allah di hari yang tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya adalah : pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dan berkembang dalam peribadatan kepada Allah, seseorang yang hatinya terikat dengan masjid ketika keluar darinya dan sampai masuk kembali ke masjid,..." (Bukhari Muslim)
Komitmen generasi muda Taukhid Dalam tulisan ini saya ingin mengajak kepada seluruh generasi muda tauhid (termsuk Pemuda Muhammadiyah dan ortom muhammadiyah lainnya) untuk menyadari bahwa hubungan pribadi tidak hanya bersifat vertikal kepada Allah, tetapi juga mencakup hubungan horizontalnya dengan sesama manusia dan seluruh makhluk. Hubungan ini harus sesuai dengan kehendak Allah. Kehendak Allah ini memberikan visi kepad agenerasi muda tauhid untuk membentuk masyarakat yang mengejar nilai-nilai utama dan mengusahakan tegaknya keadilan soaial. Pada gilirannya, visi ini memberikan inspirasi kepada generasi muda tauhid untuk mengubah dunia sekelilingnya agar sesuai dengan kehendak Allah dan inilah misi generasi muda tauhid. Untuk itu, generasi muda tauhid harus memiliki atribut sebagai berikut : pertama, memiliki komitmen yang utuh kepada Allah dan berusaha secara maksimal untuk menjalankan pesan dan perintah Allah sesuai dengan kadar kemampuannya. Kedua, menolak pedoman hidup yang datang dari selain Allah. Hal ini dimaksudkan supaya komitmennya kepada Allah tetap Allah. Ketiga, bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualiotas hidupnya (muhasabah). Keempat, tujuan hidupnya harus jelas, ibadahnya, kerja kerasnya, hidup-matinya hanyalah untuk allah. Kelima meiliki visi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama-sama manusia lain. BAGAIMANA AMM HARUS BERSIKAP ? AMM adalah kader persyarikatan, kader ummat dan bangsa. Dalam kedudukannya sebagai kader persyarikatan, AMM harus mampu berperan sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna gerakan-gerakan persyarikatan. Sebagai kader umat, AMM harus mempunyai sense of responsibility terhadap berbagai persoalan keumatan. Sekecil apapun persoalan yang dihadapi ummat, AMM harus dengan cepat meresponnya untuk mencarikan problem solving. Sebagai kader bangsa, AMM harus mampu bersikap berdiri diatas semua golongan. AMM harus berdaya guna dan bermanfaat untuk seluruh kepentingan bangsa. AMM kader masa depan. Kader yang bertanggung jawab akan bentuk ummat dan tatanan sosial pada waktu yang akan datang. Perjalanan waktu sangatlah tergantung kepada kita. Apakah masa depan anti menjadi hitam, merah, hijau, kuning ataupun yang lainnya adalah sanat tergantung oleh kita hari ini. Keberadaan AMM jangalah sampai seperti ungkapan filosofis timun wungkuk jogo imbuh (adanya tidak membuat genap, tidak adanya tidak membuat ganjil). Maksud dari ungkapan ini adalah kita tidak memiliki pengaruh apa-apa terhadap situasi dan kondisi di sekitar kita. Tidak ada yang memperhitungkan keberadaan kita. Hal ini bisa jadi disebabkan ketidakmampuan kita dalam mensikapi berbagai persoalan. Dapatpula disebabkan karena lemahnya intelektual dan logika kita. Karena hal-hal tersebut, menyebabkan kita "mengalienasi" diri sendiri dari berbagai persoalan. Ali Syari'ati memberikan wejangan kepada kaum muda untuk menjadi rushan fekron yaitu manusia-manusia tercerahkan. Manusia rushan fekron adalah manusia-manusia yang memiliki inteltual, daya nalar dan sekaligus kepedulian sosial. Dengan intelektualnya, ia memikirkan dan menghayati apa yang menimpa msyarakatnya sekaligus mencarikan solusi. Manusia-manusia rushan fekron seharusnya muncul setiap saat berbarengangan dengan munculnya ketidakadilan, ketimpangan-ketimpangan, dan ketika dunia semakin keruh akibat ulah tangan-tangan kekuasaan yang dzalim. Sebagai kader, AMM harus mampu mensikapi berbagai hal yang terjadi, naik dimas kini maupun dimasa yang akan datang. Untuk mensikapi segala perubahan yang muncul dengan hikmah diperlukan kemampuan inteltual sehingga mampu berfikir secara rasional, sistematis dan paradigmatis. Kita sikapi apa yang terjadi di mas yang akan datang dengan paradigma ilmu dan iman. Kenyataan yang tidak dapat kita pungkiri adalah terus berkembangnya kemajuan-kemajuan di bidang sain dan teknologi. Kita bisa berabstraksi tentang apa yang akan terjadi dalam millenium ketiga nanti. Lalu di mana posisi kita dalam percaturan dunia, sebagai generasi yang hidup di saat dunia tidak lagi lebar ?
|
Demi waktu ! Sesungguhnya manusia pasti berada dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman (dan istiqomah dengan imannya dan mau membuktikannya dengan) beramal sholeh serta mau saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran (QS. Al-Ashr : 1 ~ 3) |
- [Read
my Guestbook ]
[Guestbook by TheGuestBook.com]
Last update 17/05/2001
copyright © 2001 pd pemuda muhammadiyah pbg.
design by : shodikin ms pbg.