|
Keluarga
Sakinah
Harus
didirikan atas beberapa aspek, antara lain ;
1. Seluruh komponen rumah tangga yang memiliki sikap berbeda akan menjadi
sinergi yang saling mendukung dan perbedaan tersebut menjadi rahmat dan
bukan
saling menghambat.
2. Perlu menghindarkan sikap menonjolkan diri atau mengganggap dirinya
paling penting dan berpengaruh.
3. Sikap ikhlas menjadi modal dasar yang utama, terutama bagi orang tua
dalam mendidik anak yang merupakan titipan Allah SWT.
4. Contoh dan suri tauladan yang baik dari orang tua sangat menentukan
perkembangan anak.
5. Kesabaran dalam mendidik anak juga dituntut dari orang tua karena tiap
anak memiliki sikap yang berbeda.
6. Bila kita memiliki kelebihan dana / keuangan dalam keluarga, sebaiknya
digunakan untuk ibadah (sedekah, dll) dan mengisi dengan ilmu yang
bermanfaat
(ilmu sekolah dan masyarakat).
7. Selalu mengikuti perkembangan anak dan kita bekali mereka dengan ilmu (
agama dan dunia ), ketika mereka masih kanak-kanak kita tanamkan
nilai-nilai agama dan
budi pekerti yang baik, sedangkan ketika mereka remaja kita dapat menjadi
teman curhat ( curahan hati ) mereka yang penuh dengan dinamika apalagi
kondisi saat
itu perlu kita waspadai ( kasus narkoba, dll. )
8. Untuk membangun keluarga sakinah minimal ditunjang oleh suri
tauladan, cinta ilmu dan sistem yang islami. Contoh sederhananya adalah
membiasakan menjalankan sesuatu dengan do'a, mengucapkan salam dan
membalasnya, dll.
Sehingga akhirnya rumah tangga - rumah tangga yang sakinah dapat
menjadikan masyarakat kita yang baik dan penuh dengan nilai agama dan budi
pekerti. Semua
ikhtiar kita bergantung kepada Allah SWT. Marilah kita hidupkan rumah kita
dengan ibadah kepada Allah dan menggunakan dana yang didapatkan secara
halal di
jalan Allah pula.
Dikutip dari posting Sdr. Taufik Manan di milis Phadang
Mbulan, yang disarikan dari Pengajian
Manajemen Qolbu yang dibawakan oleh KH. Abdullah Gymnastiar yang akrab
dipanggil dengan KH. Aagym ( Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid
Bandung ) di Hotel Borobudur
Jakarta Rabu malam 1 Desember 1999. Phadang
Mbulan, yang disarikan dari Pengajian
Manajemen Qolbu yang dibawakan oleh KH. Abdullah Gymnastiar yang akrab
dipanggil dengan KH. Aagym ( Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid
Bandung ) di Hotel Borobudur
Jakarta Rabu malam 1 Desember 1999.
Ke depan lagi
|